Jakarta, LensaUpdate.com – Pengacara Prabowo Subianto- Gibran Rakabuming, Yusril Ihza Mahendra, memohon pakar dari pihak timnas Anies Baswedan- Muhaimin Iskandar( AMIN) menarangkan tentang kekalahan Megawati Vs Susilo Bambang Yudhoyono( SBY) di Pilpres 2004. Yusril memohon uraian itu sehabis pakar itu berkata tentang hasil penelitiannya yang melaporkan kalau incumbent hendak menemukan suara lebih besar dibandingkan calon lain.
” Pakar berkata satu kesimpulan penelitiannya kalau petahana ataupun calon didukung petahana hendak menemukan suara lebih dibandingkan calon lain? Gimana pakar dapat terangkan kekalahan Megawati dengan SBY dalam pilpres 2004?” tanya Yusril dalam persidangan lanjutan sengketa pilpres di MK, Jakarta Pusat, Senin( 1/ 4/ 2024).
Dikenal, dalam paparannya ini pakar pihak AMIN ialah pakar ekonomi UI Vid Adrison memperhitungkan suara paslon 02 besar sebab didukung petahana ialah Presiden Joko Widodo( Jokowi). Bagi Vid, terdapat faktor fanatisme serta favoritisme pemilih Jokowi dalam perolehan suara 02.
Kembali ke persoalan Yusril, baginya paparan itu benar hingga capres yang menang merupakan pendamping yang didukung presiden dikala ini. Ia mencontohkan, apabila Jusuf Kalla jadi presiden dikala ini hingga Anies- Cak Imin hendak menang, serta bila Megawati presiden dikala ini hingga pendamping Ganjar Pranowo- Mahfud Md yang hendak menang.
” Jika memanglah kesimpulan ini berlaku universal apakah cuma aspek kebetulan jika saat ini Jokowi jadi presiden, serta dia dukung pendamping Prabowo- Gibran serta mendapatkan suara lebih, seandainya yang jadi presiden JK( Jusuf Kalla) yang menunjang AMIN berarti calon itu hendak daat suara lebih dalam pilpres saat ini? Seandainya lagi yang jadi presiden Megawati hingga paslon Ganjar- Mahfud hendak menemukan suara lebih berdasar teori tersangka semacam itu, kemudian apa perkaranya sidang ini terdapat suatu yang salah ataupun tidak?” ucap Yusril.
Pakar ekonomi Universitas Indonesia( UI) Vid Adrison itu juga menarangkan. Baginya, temuannya ini dipaparkan secara general tidak merinci kepada satu permasalahan.
” Kekalahan Mega di 2004, yang aku sampaikan ini sifatnya general. Di dalam ilmu ekonomi kita tidak dapat ambil kesimpulan dari yang sifatnya anekdotal,” ucap Vid.
Statment Vid ini pernah disela oleh hakim konstitusi Suharyoto sebab menarangkan teori. Sehabis Vid berakhir menarangkan Yusril pula pernah mempertanyakan jawaban Vid. Tetapi, bagi hakim jawaban Vid telah tercantum menarangkan persoalan Yusril.